kang kebon (jumat, 16/5/25)
Menghijaukan Negeri, Membangun Bakti
Saudara-saudaraku, para Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (CPPPK) Tahap 1 Kementerian Agama Republik Indonesia yang mulia,
Sebuah seruan indah dan bermakna telah bergema dari pucuk pimpinan kita, Bapak Menteri Agama Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar. Sebuah ajakan untuk kita semua, para garda depan pengabdi agama dan negara, untuk turut serta dalam gerakan mulia: "Eko Teologi" melalui penanaman pohon. Satu orang, satu pohon – sebuah simbol komitmen kita terhadap kelestarian alam semesta, sebuah langkah kecil dengan dampak yang tak terhingga.
Mungkin di antara kita ada yang bertanya, mengapa di tengah persiapan pelantikan yang semakin dekat, kita diajak untuk memegang sekop dan bibit pohon? Mungkin ada yang merasa ini adalah tugas tambahan di tengah kesibukan yang padat. Namun, mari kita coba melihatnya dari sudut pandang yang lebih luas, dari lensa kearifan yang diajarkan agama kita.
Gagasan "Eko Teologi" yang diusung Bapak Menteri Agama adalah sebuah pemahaman mendalam tentang keterkaitan spiritual kita dengan alam. Alam semesta ini adalah ayat-ayat kauniyah Allah SWT, tanda-tanda kebesaran-Nya yang terhampar luas. Menjaga dan melestarikannya adalah bagian dari ibadah kita, sebuah wujud syukur atas segala nikmat yang telah dilimpahkan.
Gerakan menanam pohon ini bukanlah sekadar aksi simbolis menjelang pelantikan kita pada Senin, 26 Mei 2025. Ini adalah penanaman benih harapan untuk masa depan bumi yang lebih hijau, warisan berharga yang akan kita tinggalkan untuk generasi mendatang. Setiap pohon yang kita tanam adalah napas bagi bumi, penyangga kehidupan bagi berbagai makhluk, dan penyejuk di tengah teriknya perubahan iklim.
Saudara-saudaraku, mari kita sambut gerakan ini dengan hati yang lapang dan semangat yang membara. Jika ada di antara kita yang mungkin melakukannya dengan sedikit keraguan, cobalah alihkan fokus pada manfaat yang akan kita tuai bersama. Anggaplah setiap bibit pohon yang kita tanam sebagai amal jariyah, sebuah investasi kebaikan yang pahalanya akan terus mengalir seiring dengan pertumbuhan dan manfaat pohon tersebut bagi alam semesta.
Bukankah kita terlahir dari tanah, menginjakkan kaki di atasnya, dan kelak akan kembali menjadi bagian darinya? Siklus kehidupan yang abadi ini seharusnya menyadarkan kita akan betapa eratnya hubungan kita dengan alam. Menanam pohon adalah wujud penghormatan kita pada siklus tersebut, sebuah pengakuan bahwa kita adalah bagian tak terpisahkan dari ekosistem yang agung ini.
Setiap pohon yang kita tanam adalah kontribusi nyata dalam menjaga keseimbangan alam. Ia menyerap karbon dioksida yang berbahaya, menghasilkan oksigen yang kita hirup setiap detik, menahan erosi tanah, dan menjadi rumah bagi berbagai jenis flora dan fauna. Dengan menanam satu pohon, kita telah ikut serta dalam upaya penyelamatan bumi, sebuah tugas mulia yang selaras dengan nilai-nilai agama yang kita anut.
Lebih dari itu, gerakan menanam pohon ini juga memiliki dimensi sosial dan spiritual yang mendalam. Kita melakukannya secara serentak, bersama-sama sebagai keluarga besar Kementerian Agama. Ini adalah momen kebersamaan, solidaritas, dan gotong royong yang akan semakin mempererat tali persaudaraan di antara kita, para CPPPK Tahap 1. Kita belajar untuk bekerja sama, bahu-membahu demi tujuan yang lebih besar dari kepentingan pribadi.
Di balik setiap bibit pohon yang kita tanam, tersimpan harapan akan masa depan yang lebih baik. Harapan akan lingkungan yang sehat, udara yang bersih, dan bumi yang lestari. Ini adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat tidak hanya bagi kita, tetapi juga bagi anak cucu kita kelak.
Oleh karena itu, mari kita tinggalkan sejenak kesibukan persiapan pelantikan. Mari kita luangkan waktu dan tenaga untuk mengambil bagian dalam gerakan "Eko Teologi" ini dengan sepenuh hati. Bayangkanlah setiap pohon yang kita tanam sebagai simbol komitmen kita untuk menjadi abdi negara yang tidak hanya berdedikasi pada tugas-tugas keagamaan dan administratif, tetapi juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan hidup.
Saudara-saudaraku, para CPPPK Tahap 1, mari kita jadikan momen menanam pohon ini sebagai bagian tak terpisahkan dari perjalanan kita menuju pelantikan. Mari kita tanamkan bukan hanya bibit pohon di bumi pertiwi, tetapi juga benih-benih kebaikan, kepedulian, dan kesadaran akan pentingnya menjaga alam semesta dalam hati kita. Dengan demikian, pengabdian kita kelak akan semakin bermakna, selaras dengan nilai-nilai agama dan tanggung jawab kita sebagai khalifah di muka bumi.
Mari kita hijaukan negeri, mari kita bangun bakti kepada alam semesta. Satu pohon untuk setiap jiwa, sebuah langkah kecil dengan dampak yang besar. Insya Allah, gerakan mulia ini akan menjadi amal jariyah yang tak pernah putus pahalanya, mengalirkan kebaikan bagi kita dan bagi bumi yang kita cintai. Selamat menanam, selamat berbakti!