kang kebon (27/4/25)
Cahaya Pengabdian di Dua Dunia:
Di tengah hiruk pikuk kantor instansi pemerintah, sosok itu dikenal dengan kerajinannya. Setiap tugas diemban dengan penuh tanggung jawab, setiap amanah dijalankan dengan dedikasi tinggi. Ia adalah seorang penyuluh agama, garda terdepan dalam menyampaikan nilai-nilai luhur agama kepada masyarakat. Namun, di balik kesibukannya sebagai abdi negara, tersimpan sebuah panggilan jiwa yang tak kalah kuat: hasrat untuk berbagi ilmu dan menerangi hati para generasi muda.
Justru menjadi jembatan
Namanya Wartiyem, seorang wanita cantik dengan pembawaan tenang dan senyum yang selalu menghiasi wajahnya. Tak banyak yang tahu bahwa di balik seragam dinasnya, tersimpan ijazah sarjana Bahasa Inggris. Sebuah pilihan studi yang mungkin tampak jauh dari dunia keagamaan yang kini ia geluti.
Namun, bagi Wartiyem,
ilmu adalah cahaya, dan cahaya itu tak mengenal batas jurusan. Sejak kecil, ia
memang memiliki ketertarikan mendalam pada agama, menyerap setiap ilmu yang
disampaikan para ustadz dan kyai di kampung halamannya. Kemampuan berbahasa
Inggrisnya justru menjadi jembatan unik untuk memahami berbagai literatur
keislaman dari berbagai penjuru dunia.
Setiap sore, usai menunaikan tugasnya di kantor, Wartiyem
bergegas menuju sebuah Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) di sudut kota. Di
sana, ia menjelma menjadi seorang guru, berdiri di depan para siswa dengan
semangat yang sama besarnya seperti saat ia memberikan penyuluhan kepada
masyarakat. Ia tak hanya mengajarkan dasar-dasar agama, tetapi juga menyelipkan
wawasan tentang toleransi, kebhinekaan, dan pentingnya ilmu pengetahuan,
termasuk ilmu yang pernah ia pelajari di bangku kuliah.
Bagi Wartiyem, mengajar di MDT bukanlah sekadar mengisi waktu
luang atau mencari tambahan penghasilan. Ini adalah panggilan jiwa, sebuah
bentuk pengabdian tulus kepada agama dan bangsa. Ia percaya bahwa generasi muda
adalah harapan masa depan, dan menanamkan nilai-nilai agama yang kuat serta
wawasan yang luas adalah investasi terbaik untuk kemajuan bangsa. Ia tak pernah
mematok tarif tinggi, bahkan seringkali memberikan pelajaran tambahan tanpa
bayaran bagi siswa yang membutuhkan. Cuan baginya hanyalah konsekuensi kecil
dari dedikasi yang besar.
Kerajinannya tak berhenti di kantor dan kelas MDT. Di bawah
binaan instansinya, Wartiyem aktif terjun ke tengah masyarakat. Ia menjadi
motor penggerak majelis-majelis taklim, memberikan pengarahan, pembinaan, dan
menyebarkan pemahaman agama yang moderat dan inklusif. Ia tak pernah lelah
menjawab pertanyaan, memberikan solusi atas permasalahan umat, dan menjadi
teladan dalam berinteraksi sosial. Masyarakat binaannya merasakan betul
sentuhan kehadirannya, bukan hanya sebagai penyuluh formal, tetapi sebagai
seorang sahabat dan pembimbing spiritual.
Bukanlah penghalang
Wartiyem memiliki kemampuan unik untuk menyampaikan ajaran agama dengan bahasa yang mudah dipahami, bahkan seringkali ia menyelipkan analogi-analogi menarik dari dunia bahasa Inggris yang pernah ia pelajari. Hal ini membuat para siswa di MDT dan jamaah majelis taklim tidak merasa bosan, justru semakin tertarik untuk mendalami agama. Ia membuktikan bahwa latar belakang pendidikan yang berbeda bukanlah penghalang untuk berkontribusi dalam bidang agama. Justru, perpaduan ilmu yang dimilikinya memberikan perspektif yang lebih luas dan segar dalam menyampaikan pesan-pesan kebaikan.
Tak jarang, Wartiyem harus pintar-pintar membagi waktu antara
pekerjaan kantor, mengajar di MDT, dan kegiatan penyuluhan masyarakat. Namun,
ia tak pernah mengeluh. Baginya, setiap detik yang ia curahkan untuk kebaikan
adalah investasi abadi. Ia percaya bahwa lelahnya hari ini akan menjadi bekal
di kemudian hari. Ia memegang teguh prinsip bahwa sebaik-baik manusia adalah
yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Menjadi teladan
Kisah Wartiyem adalah lentera inspirasi bagi banyak orang. Ia membuktikan bahwa pengabdian sejati tidak mengenal batas profesi atau latar belakang pendidikan. Dengan ketulusan hati dan semangat yang membara, seseorang dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi agama dan bangsa, bahkan di dua dunia yang tampak berbeda sekalipun. Wartiyem, sang penyuluh agama, terus menebar cahaya ilmu dan kebaikan, menjadi teladan bahwa dedikasi yang tulus akan selalu menemukan jalannya untuk bersinar. Ia adalah bukti nyata bahwa pengabdian yang didasari cinta dan keyakinan akan melahirkan dampak yang luar biasa bagi sesama.