9 Strategi Belajar yang Selaras dengan Cara Kerja Otak

Kang Kebon (Jumat 18/4/25)

1. Menyenangkan dan bermakna

Belajar adalah proses aktif yang melibatkan otak dalam menerima, memproses, menyimpan, dan mengambil informasi. Namun, tidak semua metode belajar sama efektifnya. Seringkali, kita merasa telah menghabiskan banyak waktu untuk belajar, namun informasi yang terserap tidak maksimal. Untuk mengatasi hal ini, penting untuk memahami bagaimana otak bekerja dan menerapkan strategi belajar yang selaras dengan mekanisme alaminya. Dengan pendekatan yang tepat, belajar tidak hanya menjadi lebih efisien tetapi juga lebih menyenangkan dan bermakna.

2. Pengulangan berkala

Salah satu prinsip mendasar dalam belajar efektif adalah pengulangan berkala (spaced repetition). Otak kita cenderung melupakan informasi baru dengan cepat, sebuah fenomena yang dikenal sebagai forgetting curve. Pengulangan berkala mengatasi hal ini dengan menjadwalkan tinjauan materi pada interval waktu yang semakin meningkat. Misalnya, setelah mempelajari materi baru, tinjau kembali setelah beberapa jam, lalu keesokan harinya, kemudian setelah beberapa hari, dan seterusnya. Metode ini memperkuat jejak memori dalam otak, memindahkannya dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang yang lebih stabil. Aplikasi dan perangkat lunak pengulangan berkala dapat membantu mengatur jadwal tinjauan yang optimal.

3. Latihan aktif

Strategi lain yang sangat efektif adalah latihan aktif (active recall). Alih-alih hanya membaca atau meninjau catatan, latihan aktif melibatkan upaya aktif untuk mengingat informasi dari memori tanpa melihat catatan. Teknik ini memaksa otak untuk bekerja keras dalam mengambil informasi, yang pada gilirannya memperkuat koneksi saraf yang terkait dengan informasi tersebut. Beberapa metode latihan aktif meliputi membuat kartu kilat (flashcards) dan mencoba menjawab pertanyaan atau menjelaskan konsep dengan kata-kata sendiri. Proses ini tidak hanya menguji pemahaman tetapi juga meningkatkan retensi jangka panjang.

4. Informasi baru

Elaborasi adalah strategi yang melibatkan menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada dalam memori. Ketika kita mengaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah kita pahami, otak lebih mudah membentuk koneksi dan memberikan makna pada informasi tersebut. Ini dapat dilakukan dengan membuat analogi, metafora, atau contoh-contoh pribadi yang relevan dengan materi yang dipelajari. Semakin banyak koneksi yang dibuat, semakin mudah informasi tersebut diingat dan dipanggil kembali.]

5. Memecah informasi

Chunking adalah teknik memecah informasi yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mudah dikelola. Otak memiliki kapasitas memori kerja yang terbatas, sehingga mencoba mengingat sejumlah besar informasi sekaligus dapat menyebabkan cognitive overload. Dengan memecah materi menjadi "chunk" yang lebih kecil, kita mengurangi beban kognitif dan memudahkan otak untuk memproses dan menyimpan informasi secara bertahap. Misalnya, menghafal nomor telepon lebih mudah dilakukan dengan membaginya menjadi beberapa kelompok digit.

6. Kondisi lingkungan belajar

Selain strategi-strategi kognitif, penting juga untuk memperhatikan kondisi lingkungan belajar. Otak bekerja lebih optimal dalam lingkungan yang kondusif. Hindari gangguan seperti kebisingan, notifikasi media sosial, atau interupsi lainnya. Ciptakan ruang belajar yang tenang, terorganisir, dan nyaman. Pencahayaan yang baik dan suhu ruangan yang ideal juga dapat berkontribusi pada fokus dan konsentrasi yang lebih baik.

7. Variasi belajar

Variasi dalam metode belajar juga dapat meningkatkan penyerapan informasi. Otak cenderung lebih terlibat ketika ada variasi dalam cara informasi disajikan. Cobalah menggabungkan membaca, menulis, mendengarkan, dan bahkan mengajarkan materi kepada orang lain. Mengubah format belajar tidak hanya menjaga otak tetap tertarik tetapi juga membantu melihat materi dari berbagai perspektif, memperdalam pemahaman.

8. Cukup dan berkualitas

Istirahat cukup dan tidur berkualitas memainkan peran krusial dalam proses belajar. Selama tidur, otak melakukan konsolidasi memori, yaitu proses memindahkan informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Kurang tidur dapat mengganggu proses ini, menyebabkan informasi yang dipelajari sulit diingat. Usahakan untuk mendapatkan tidur 7-9 jam setiap malam, terutama setelah sesi belajar yang intensif.

9. Kelola stres

Terakhir, kelola stres dan emosi dengan baik. Stres dan kecemasan dapat menghambat fungsi kognitif dan memori. Teknik-teknik seperti meditasi, latihan pernapasan, atau aktivitas fisik dapat membantu mengurangi stres dan menciptakan kondisi mental yang lebih optimal untuk belajar. Emosi positif juga dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan dalam proses belajar.

Kesimpulan

Dengan mengadopsi strategi belajar yang selaras dengan cara kerja otak, kita dapat meningkatkan efektivitas belajar secara signifikan.

Pengulangan berkala, latihan aktif, elaborasi, chunking, lingkungan belajar yang kondusif, variasi metode, istirahat yang cukup, dan pengelolaan stres adalah elemen-elemen penting yang perlu dipertimbangkan untuk mengoptimalkan penyerapan informasi dan mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Ingatlah bahwa belajar adalah sebuah proses, dan menemukan strategi yang paling sesuai dengan gaya belajar pribadi membutuhkan waktu dan eksperimen.


baca juga

Post a Comment