Pernahkah Anda melihat bagaimana anak-anak sudah begitu mahir memainkan telepon pintar mereka? Atau mungkin Anda pernah melihat sekelompok anak kecil yang berkumpul di sebuah ruangan, namun suasana hening dan sunyi tanpa suara ceria? Mereka semua sibuk dengan gadget mereka masing-masing, tanpa ada interaksi sosial yang sebenarnya terjadi di antara mereka.


Keadaan ini bukanlah hal yang jarang terjadi, baik di kota besar maupun di pedesaan. Pertanyaannya, apakah ini merupakan bagian yang wajar dari perkembangan teknologi? Rustika Thamrin S.Psi, seorang psikolog dan ahli terapi hypno, memberikan peringatan tentang bahaya membiarkan anak-anak di bawah usia lima tahun terlalu sering bermain gadget.

Dalam sebuah Seminar Parenting dengan tema Parenting Our Child In Gadget Era di Global Sevilla, Puri Indah, Kembangan, Jakarta Barat, Rustika menyampaikan beberapa bahaya dari kebiasaan bermain gadget secara berlebihan. Rustika menekankan bahwa sudah dianggap berlebihan jika seorang anak menghabiskan rata-rata 2 jam per hari untuk bermain gadget.

Menurut Rustika, beberapa bahaya dari kebiasaan bermain gadget secara berlebihan antara lain adalah hilangnya hubungan emosional dengan orang lain. Hal ini dapat semakin parah jika orang tua juga terlalu tergila-gila dengan media sosial, yang pada akhirnya akan mengakibatkan hilangnya hubungan emosional antara anak dan orang tua.

Selain itu, keasyikan bermain gadget juga dapat membuat anak kehilangan rasa empati. Mereka mungkin tidak lagi bisa merasakan dan memahami perasaan serta kebutuhan orang lain. Mereka juga menjadi lebih egosentris, terbiasa melakukan segala sesuatu hanya demi kepuasan pribadi tanpa mempedulikan orang lain.

Efek dari sikap egosentris ini dapat menimbulkan perilaku agresif, malas bergaul, dan pasif pada anak. Mereka juga dapat kehilangan motivasi untuk belajar dan kesulitan untuk berkonsentrasi. Hal ini bisa menyebabkan anak menjadi mudah frustrasi dan depresi, bahkan mungkin melibatkan diri dalam perilaku bullying atau tawuran saat remaja.

Pada tahap lebih dewasa, kebiasaan bermain gadget secara berlebihan juga dapat mempengaruhi hubungan sosial anak di masa depan. Mereka mungkin merasa kesepian dalam keramaian dan sulit untuk membangun hubungan yang sehat dengan orang-orang di sekitarnya.

Tidak hanya itu, kebiasaan bermain gadget juga dapat menimbulkan tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di kemudian hari. Mereka mungkin mudah tersulut emosi dan rentan dalam melakukan tindakan korupsi.

Semua bahaya tersebut tentu sangat berisiko bagi perkembangan anak di masa depan. Oleh karena itu, sebagai orang tua, penting untuk memperhatikan waktu penggunaan gadget anak dan memberikan arahan yang tepat dalam menggunakan teknologi. Anak-anak perlu juga diarahkan untuk lebih menghargai interaksi sosial di dunia nyata dan menjaga keseimbangan antara kehidupan virtual dengan kehidupan nyata.

Dengan demikian, kita dapat mencegah bahaya penggunaan gadget yang berlebihan dan membantu anak-anak untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat dan bahagia.